1.
Struktur
Program Bimbingan di SD
Struktur
program bimbingan dan konseling yang komprehensif terdiri atas empat komponen,
yaitu :
1) Layanan
Dasar Bimbingan
2) Layanan
Responsif
3) Sistem
Perencanaan Individual, dan
4)
Pendukung Sistem
(Muro dan
Kottman, 1995, Sara Chapman, dkk, 1993)
Komponen dan perbandingan alokasi
program bimbingan dan konseling (Sara Capman, dkk., 1993 : 7) dapat diamati
dari hasil perbandingan alokasi waktu untuk masing-masing komponen program bimbingan
di SD adalah :
a. Layanan
Dasar Bimbingan 3540 %
b. Layanan
Responsif 30-40 %
c. Sistem
Perencanaan Individual 5-10 %
d. Pendukung
Sistem 10-15 %
Berikut ini
disajikan uraian dari masing-masing komponen, kecuali untuk pendukung sistem
disajikan pada bagian pengembangan program.
a.
Layanan
Dasar Bimbingan
Tujuan
layanan dasar bimbingan adalah membantu seluruh murid dalam mengembangkan
keterampilan dasar untuk kehidupan. Komponen ini merupakan landasan bagi
program bimbingan dan konseling. Isi layanan dasar bimbingan adalah hal-hal
umum yang perlu dikembangkan bagi seluruh murid melalui layanan bimbingan
konseling dalam membantu murid mengembangkan ketrampilan hidup dan perilaku
efektif. Fungsi layanan dasar bimbingan lebih bersifat pengembangan karena merupakan
upaya menyiapkan isi bimbingan secara sistemik bagi seluruh murid.
Bidang
bimbingan yang bobot materinya lebh berkaitan dengan layanan bimbingan dasar
adalah Bimbingan pribadi. Bimbingan pribadi lebih terfokus pada upaya membantu
peserta didik mengembangkan aspek-aspek kepribadian yang menyangkut pemahaman
diri dan lingkungan, kemampuan memecahkan masalah, konsep diri, kehidupan
emosi, identitas diri, dan bimbingan menjadi pribadi yang mandiri.
Contoh
materi program layanan bimbingan dan konseling di SD mencakup :
1) Self-esteem
2) Motivasi
berprestasi
3) Keterampilan
pengambilan keputusan merumuskan tujuan, dan membuat perencanaan
4) Masalah
putus sekolah
b.
Layanan
Responsif
Layanan
responsif bersifat preventif dan remedial. Preventif dengan memberikan
intervensi terhadap siswa agar mereka terhindar dari pilihan yang tidak sehat
atau tidak memadai atau membawa anak agar mampu menentukan pilihan pada situasi
tertentu. Remedial dengan mmberikan intervensi terhadap siswa yang telah
memiliki pilihan yang salah atau mereka tidak memiliki kemampuan dalam
memecahkan masalahnya.
Prioritas
pemberian layanan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan anak. Program
bimbingan yang komprehensif mencakup pula pemberian layanan bagi siswa yang
memiliki katrakteristik tertentu seperti siswa berbakat, program pendidikan
khusus, program pendidikan jabatan, anak yang berpindah-pindah.
Teknik pemberian
layanan berupa konsultasi individual atau siswa dalam kelompok kecil, mengamati
siswa untuk mengidentifikasi masalah, konsultasi dengan guru dan orang tua,
bersama guru dan orang tua membuat program rujukan untuk program atau spesialis
lain, melakukan koordinasi dengan ahli lain, dan melakukan pengawasan terhadap
kemajuan siswa. Jika memungkinkan melaksanakan pelatihan dan pengawasan oleh
fasilitator sebaya. Terkadang konselor melaksanakan layanan bimbingan untuk
merespon tuntutan guru berkenaan dengan penyelesaian masalah kelompok anak
tertentu seperti masalah persainhgan atau stress di kalangan siswa berbakat.
Bidang bimbingan
yang kental berbobot layanan responsive meliputi :
a. Bimbingan
Belajar
b. Bimbingan
Sosial, dan
c. Konseling
d. Sistem
Perencanaan individual
c.
Sistem
Perencanaan Individual
Tujuan sistem
perencanaan individual adalah membimbing siswa untuk merencanakan, memonitor,
dan mengelola rencana pendidikan, karir, dan pengembangan social-pribadi oleh
dirinya sendiri. Isi perencanaan individual adalah hal-hal yang menjadi
kebutuhan siswa unjtuk memahami secara khusus tentang perkembangan dirinya
sendiri. Dengan demikian meskipun
perencanaan individual ditujukan untuk memandu seluruh siswa, layanan yang
diberikan lebih bersifat individual karena didasarkan atas perencanaan, tujuan
dan keputusan yang ditentukan oleh masing-masing individu.
Konselor dapat
menggunakan berbagai narasumber-staf, informasi, dan kegiatan, serta
memfokuskan narasumber untuk seluruh siswa dan membantu siswa secara individual
untuk mengembangkan dan mengimplementasikan perencanaan pribadi. Melalui sistem
perencanaan individual, siswa dapat :
1) Mempersiapkan
pendidikan, karier, tujuan sosial-pribadi yang didasarkan atas pengetahuan akan
dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja, dan masyarakatnya.
2) Merumuskan
rencana untuk mencapai tujuan jangka pendek, jangka menengah dan tujuanjangka
panjang.
3) Menganalisis
apa kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka mencapai tujuannya.
4) Mengukur
tingkat pencapaian tujuan dirinya.
5) Mengambil
keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.
Guru-guru
hendaknya memberikan prioritas terhadap pemberian bantuan bagi siswa, dan
mengimplementasikan perencanaan individual dengan fokus siswa, perencanaan
pendidikan dan karier. Contoh materi program di antaranya penafsiran hasil tes
yang standar, aktivitas pengembangan karier (umpamanya kegiatan hari karier),
strategi mengatasi transisi melanjutkan sekolah, pra pendaftaran kursus,
membantu siswa dalam melaksanakan riset dan memperoleh uang bagi siswa sekolah
menengah atau pelatihan.
Konselor
melakukan bimbingan kelompok dan atau melakukan konsultasi dengan penasehat
akademik, dan orang tua. Mereka bertanggung jawab dalam menjaga kekuratan dan
kebermaknaan interpretasi hasil tes dan informasi hasil penafsiran lainnya baik
bagi siswa, guru maupun orang tua siswa. Konselor melakukan koordinasi dan
konsultasi dengan pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam memberikan informasi
pendidikan dan karier, serta prosedur dimana guru memberikan rekomendasi
penempatan. Mereka memberikan rujuakan dan konsultasi berkenaan dengan prosedur
pemberian rujukan bagi siswa-siswa yang membutuhkan program pendidikan
tertentu, seperti siswa berbakat, siswa yang memiliki dwibahasa, siswa yang
krisis, pendidikan khusus, pendidikan jabatan dan pendidikan pengganti.
d.
Pendukung
Sistem (System Support)
Komponen
pendukung sistem lebih diarahkan apada pemberian layanan dan kegiatan manajemen
yang tidak secara langsung bermanfaat bagi siswa. Layanan mencakup :
1) Konsultasi
dengan guru-guru
2) Dukungan
bagi program pendidikan orang tua dan upaya-upaya masyarakat yang berhubungan
3) Partisipasi
dalam kegiatan sekolah dalam rangka peningkatan perencanaan dan tujuan
4) Implementasi
dan program standarisasi instrument tes
5) Kerjasama
dan melaksanakan riset yang relevan
6) Memberiakn
masukan terhadap pembuat keputusan dalam kurikulum pengajaran, berdasarkan
perspektif siswa
Kegiatan
manajemen diperlukan untuk menjamin peluncuran program bimbingan yang bermutu.
Materi program dalam manajemen antara lain :
1) Pengembangan
dan manajemen program bimbingan
2) Pengembangan
staf bimbingan
3) Pemanfaatan
sumber daya masyarakat
Pengembangan
penulisan kebijakan, prosedur dan pedoman pelaksanaan bimbingan.
2.
Pengembangan
Program Bimbingan
Tugas pokok guru
di sekolah dasar dalam melaksanakan bimbingan adalah menyusun program
bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan,
analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan
terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya (KEPUTUSAN MENPAN Nomor :
93, 1995). Penyusunan program bimbingan dan konseling adalah membuat rencana
pelayanan bimbingan dan konseling dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan
social, bimbingan belajar, dan bimbingan karier.
a.
Pengumpulan
Data Siswa
Salah satu
tujuan dari keseluruhan program bimbinga di SD adalah identifikasi awal tentang
identitas murid, kemampuan, keberbakatan dan keterbatasan murid, serat kondisi
social ekonomi orang tua murid. Kegiatan pengumpulan data umumnya dilaksanakan
pada setiap tahun ajaran baru.
b.
Layanan
Orientasi dan Pemberian Informasi
Bagi murid kelas
I SD pengalaman memasuki sekolah merupakan pengalaman pertama sekolah yang
sesungguhnya. Kesan pertama sangat penting, karena mendasari sikap murid
selanjutnyaterhadap sekolah. Layanan orientasi dan pemberian informasi pada
awal memasuki sekolah merupakan kegiatan yang yang strategis. Dalam kegiatan
ini murid diperkenalkan dengan guru-guru, kelas tempatnya belajar, ruangan
perpustakaan, ruangan UKS, WC, dan fasilitas sekolah lainnya, tata tertib
sekolah, cara belajar dan cara bergaul. Mengingat anak SD masih kecil maka
orang tua dilibatkan dalam kegiatan orientasi dan pemberian informasi, agar
orang tua menjelaskan kembali kepada anaknya dengan gaya bahasa yang lebih bisa
dipahami. Hal ini merupakan bentuk dari bimbingan kepada orang tua agar lebih
memahami serta meningkatkan bantuannya terhadap perkembangan anaknya di
sekolah.
Pelaksanaan
pemberian informasi terhadap orang tua selain pada awal semester kelas I, juga
pada kelas III, IV, dan VI. Pada semester kedua terjadi penambahan mata
pelajaran dan waktu belajar, sementara perhatian orang tua cenderung menurun
karena anak dianggap sudah mulai mandiri. Sedangkan pada semester I kelas VI, pertemuan
dengan orang tua sangat penting, karena murid akan mengahadapi Ujian Nasional
yang sangat menentukan untuk kelanjutan studi ke SLTP.
c.
Layanan
Penembatan dan Penyaluran
Layanan
penempatan dan penyaluran yang perlu dikembangakan di SD mencakup : layanan
penempatan dan penyaluran khusus bagi kelas I, penempatan dan penyaluran dalam
kegiatan ekstrakulikuler, serta penempatan dalam kelas unggulan.
1) Layanan
Penempatan dan Penyaluran bagi Kelas I
Pengalaman
prasekolah memper=ngaruhi kemampuan murid dalam belajar di sekolah. Para siswa
kelas I SD memiliki pengalaman prasekolah yang berbeda-beda baik ketika di TK
maupun di rumah. Kemampuan murid kelas I sangat beragam. Ada murid yang telah
menguasai kemampuan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung ada yang belum.
Dalam peraturan TK belum boleh mengajarkan membaca, menulis dan berhitung
(Calistung), namun dalam kenyataan banyak TK yang telah mengenalkannya,
termasuk orang tua murid di sekolah. Sementara ketika masuk SD juga tidak boleh
mengadakan seleksi, lebih-lebih dalam mensukseskan program Wajib Belajar.
Keragaman
kemampuan dasar ini merepotkan guru kelas I dalam melaksanakan KBM. Akibat
keragaman kemampuan awal, dalam pelajaran adaa anaka yang cepat mengusai ada
pula anak yang lambat menguasai, kelas menjadi ribut.
Andaikata ketika
masuk kelas I diadakan seleksi sederhana dalam kemampuan membaca, menulis dan
berhitung, maka hasil seleksi ini berguna untuk keperluan penempatan, bukan
untuk menerima atau menolak calon murid. Hasil seleksi dapat dimanfaatkan untuk
pengelompokkan dalam kelas berdasarkan kemampuan, ada kelas unggul, kelas
menengah dan kelas asor (Model SD Gentra Masekdas). Model pengelompokkan kelas
berasarkan kemampuan dapat dicobakan dalam satu gugus sekolah. Tetapi jika
model demikian belum memungkinkan, hasil seleksi dapat dimanfaatkan untuk
penempatan tempat duduk. Anak yang belum menguasai kemampuan dasar Calistung
disuruh duduk dibangku sebelah depan supaya mudah dibantu guru. Alternatif
lain, dimungkinkan puila anak yang telah menguasai kemampuan dasar Calistung
duduk sebangku dengan murid yang belum menguasai, sehingga dapat berperan
sebagai tutor sebaya. Model penempatan dan penyaluran seperti ini dapat
diterapkan dalam kelas-kelas selanjunya termasuk dalam kelompom belajar
tambahan.
Model penempatan
di Sd Priangan memiliki ciri khas tersendiri. Seleksi dilaksanakan hanya
berdasarkan perbedan usia. Para murid yang memiliki usia dibawah 6 tahub
dikelompokkan dalam kelas khusus (kelas kecil) selama dua tahun, setelah
memasuki kelas 3 baru mereka diintegrasikan ke kelas biasa.
2) Layanan
Penempatan dalam Kegiatan Ekstrakulikuler
Salah satu daya
tarik SD bermutu, adalah karena banyak melaksanakan ekstrakulikuler, seperti :
olahraga, kesenian, bahasa inggris, computer, dan pramuka. Banyaknya pilihan
kegiatan ekstrakulikuler terkadang membingungkan anak. Para murid umumnya ingin
mengikuti semua kegiatan yang ditawarkan sekolah. Dalam kondisi seperti ini,
guru SD diharapkan memiliki pemahaman tentang bakat dan kemampuan anak,
sehingga mampu menempatkan murid dalam kegiatan ekstrakulikuler yang paling
cocok.
3) Layanan
Penempatan dan Penyaluran dalam Kelas Unggulan
Siswa
yang direkrur menjadi siswa kelas unggulan adalah kelas IV, dengan pertimbangan
bahwa siswa kelas IV telah mulai dapat berpikir rasional baik pada SD Inti
maupun SD Imbas. Cara mendapatkan siswa kelas unggulan, dengan cara merekrut
semua siswa yang memenuhi persyaratan yang berada di lingkungan gugus tempat
diselenggarakan kelas unggulan.
3.
Keterpaduan
program Bimbingan dalam KBM
Sampai saat ini
dalam sistem pendidikan sekolah dasar, layanan bimbingan masih menjadi tugas
terpadu dari guru kelas. Namun demikian pelaksanaan bimbingan di sekolah dasar
tetap menghendaki dukungan manajerial yang memadai. Mengingat hal-hal seperti
itu, maka dalam upaya penyelenggaraan layanan bimbingan di sekolah dasar perlu
dipertimbangkan aspek-aspek sebagai berikut :
1) Aspek
Program
Program
bimbingan perlu dikembangakan bertolak dari kebutuhan dan masalah nyata yang
ada di sekolah. Program bimbingan di sekolah dasar bisa menyangkut bimbingan
belajar, pribad dan social serta bimbingan karier. Sementara itu isi bimbingan
dari jenis bimbingan tersebut perlu dikembangkan secara relevan dengan konsep dan
kebutuhan nyata yang dihadapi para peserta didik sekolah dasar di dalam
perkembangannya. Perangkat tugas yang harus diselesaikan peserta didik dapat
menjadi panduan umum bagi pengembangan program bimbingan di sekolah dasar.
2) Aspek
Ketenangan
Dengan
mempertimbangkan kondisi dan sistem yang berlaku selama ini di sekolah dasar,
guru kelas dipandang sebagai personel yang paling mungkin melaksanakan layanan
bimbingan. Jika demikian halnya maka seorang guru sekolah dasar perlu memiliki
pemahaman yang tepat dan ketrampilan yang memadai untuk melaksanakan layanan
bimbingan.
3) Aspek
Prosedur / Teknik
Seperti diungkapkan di
atas bahwa bimbingan di sekolah dasar lebih beorientasi
kepada pengembangan. Oleh karena
itu sistem peluncuran bimbingan di sekolah dasar menghendaki keterpaduan antara
pendekatan dan teknik instruksional dengan transaksional. Pengembangan iklim
pembelajaran yang kondusif bagi pengembangan perilaku efektif baik yang
menyangkut pengembangan perilaku belajar, pribadi dan sosial, serta perkembangan
karier sebagai strategi yang efektif untuk digunakan disekolah dasar.
4) Daya
dukung Lingkungan
Bimbingan adalah
sub sistemn yang terpadu dalam sistem pendidikan sekolah. Proses bimbingan
hanya akan berjalan dengan baik jika mendapat tempat yang layak dalam sistem
itu, sehingga layanan bimbingan akan diraskan memberikan kontribusi terhadap
pencapaian tugas pendidikan. Para guru bukanlah petugas yang dapat bekerja
sendiri tanpa bantuan dan dukungan manajerial, sosial, maupun sarana fisik
merupakan salah sdatu factor penting dari upaya peningkatan mutu pelaksanaan
bimbingan di sekolah dasar.
4.
Organisasi
dan Administrasi Bimbingan di SD
a. Organisasi
Pelaksanaan
bimbingan di SD saat ini dilaksanakan langsung oleh guru kelas. Pemerintah
sebetulnya telah memiliki rencana untuk mengangkat guru pembimbing sesuai
dengan PP 38 tentang Tenaga
kependidikan, paling tidak untuk satu kecamatan seorang guru pembimbing. Dengan
telah diadakannya kelas unggulan, kebutuhan akan guru pembimbing semakin
dirasakan. Beberapa sekolah swasta telah mengangkat guru pembimbing, namun
masih purna waktu, merangkap sebagi guru pembimbing SLTP yang bernaung dalam
yayasan yang sama.
Menurut
pengamatan di lapangan, sebetulnya telah ada guru yang memiliki latar belakang
bimbingan. Namun demikian, saat ini para lulusanj bimbingan belum diberikan
tugas secara khusus.
Mekanisme
organisasi dan administrasi bimbingan di SD telah digariskan dalam Buku
Petunjukl Bimbingan dan Penyuluhan di SD (Depdikbud, 1994) seperti diuraikan
dalam berikut ini.
b. Uraian
Tugas Personil
Tugas
dan tanggung jawab setiap personil dalam kegiatan layanan bimbingan dan
konseling sehingga dapat memahami tugas-tugasnya dan melaksanakan sesuai dengan
tugas masing-masing.
1) Kepala
Sekolah
Sebagai penanggung
jawab kegiatan pendidikan, termasuk layanan bimbingan, tugas kepala sekolah
adalah sebagai berikut :
a) Mengkoordinasi
kegiatan layanan bimbingan
b) Menyediakan
tenaga, sarana dan fasilitas yang diperlukan
c) Melakukan
supervise terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan layanan
bimbingans
2) Guru
Kelas/guru Pembimbing
Sebagai pelaksana
pelayanan bimbingan, guru kelas bertugas sebagai berikut :
a) Merencanakan
program bimbingan, tyermasuk rencana mengidentifikasi siswa bermasalah (anak
berbakat, anak berkelainan)
b) Melakukan
koordinasi dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran
c) Melaksanakan
kegiatan layanan bimbingan dengan mengintegrasikan pada mata pelajaran
masing-masing
d) Menilai
proses dan hasil layanan bimbingan
e) Menganalisa
hasil penilaian layanan bimbingan
f) Melaksanakan
tindfak lanjut atau alih tangan berdasarkan hasil penilaian
g) Membantu
siswa dalam kegiatan ekstrakulikuler
3) Guru
Mata Pelajaran
a) Melaksanakan
bimbingan melalui proses belajar mengajar sesuai dengan mata pelajaran yang
menjad tanggung jawabnya
b) Berkonsultasi
dengan guru kelas/guru pembimbing dalam hal masalah-maslah yang berkaitan
dengan bimbingan
c) Bekerjasama
dengan guru kelas/guru pembimbing dalam hal pengembangan program
bersama/terpadu
c. Pengawasan
Untuk
menjamin terlaksananya layanan bimbingan secara tepat diperlukan kegiatan
pengawasan bimbingan baik secara teknis maupun administratif. Fungsi
kepengawasan layanan bimbingan adalah memantau, menilai, mempern=baiki,
meningkatkan dan mengembangkan kegiatan layanan bimbingan di Sekolah Dasar.
Kegiatan pengawasan dilaksanakan mulai dari tingkat nasional, wilayah,
kabupaten dan kecamatan. Di tingkat nasional kepengawasan berada di Direktorat
Pendidikan Dasar. Di tingkat wilayah, kepengawasan berada di Seksi Pendidikan
Dasar. Di tingkat kecamatan kepengawasan berada pada penilik TK/SD.
d. Sarana
dan Prasarana
Program yang telah
disusun sedemikian rupa, dapat terlaksana dengan efektif apabila didukung oleh
tersedianya sarana dan prasarana yang memadai sesuai dengan kekhususan layanan
bimbingan.
Sarana yang diperlukan
untuk menunjang layanan bimbingan adalah :
1) Alat
Pengumpul Data
Seperti :
format-format, pedoman observasi, pedoman wawancara, angkaet, catatan harian,
daftar nilai prestasi belajar, kartu konsultasi dan sebagainya.
2) Alat
penyimpanan Data
Seperti : kartu
pribadi, buku pribadi, map dan sebagainya.
3) Perlengkapan
Teknis
Seperti : buku
pedoman/petunjuk, buku informasi (pribadi-sosial, pendidikan dan karier), [aket
bimbingan (pribadi, belajar dan karier)
4) Perlengkapan
Admionistratif
Seperti : blanko surat,
agenda surat, alat-alat tulis dan sebagainya.
Prasarana penunjang
layanan bimbingan antara lain :
1) Ruang
bimbingan
2) Guru
dalam melaksanakan bimbingan bisa saja menggunakan kelas sebagai tempat
berkonsultasi ataupun diskusi disamping pemanfaatan fasilitas lainnya seperti
ruang perpustakaan dan sebagainya. Dalam kondisi ideal ruang bimbingan terdiri
atas : ruang tamu, ruang konsultasi, ruang diskusi, ruang dokumentasi dan
sebagainya. Ruang-ruang tersebut sebaiknya dilengkapi dengan perabotan seperti
meja, kursi, lemari, papan tulis, rak dan sebagainya.
e. Anggaran
Biaya
Anggaran biaya diperlukan untuk
menunjang kegiatan layanan, alat dan sebagainya.
f. Kerjasama
Layanan Bimbingan yang efektif tidak mungkin terlaksana
dengan baik tanpa adanya kerjasama guru kelas dengan pihak-pihak yang terkait
di dalam maupun luar sekolah.
1) Kerjasama
dengan pihak di dalam sekolah : guru kelas dengan guru mata pelajaran lainnya
serta tenaga administrasi sekolah.
2) Kerjasama
dengan pihak di luar sekolah
Kerjasama dengan pihak luar sekolah antara lain
orang tua murid, Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan atau BP3, ABKIN,
Puskesmas, Psikolog, Lembaga Pemerintah dan swasta serta organisasi
kemasyarakatan yang relevan.
sumber: Kartadinata, Sunaryo, dkk. (2002). Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung : CV
Maulana