BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR : MASALAH KARIR BAGI TRANSEKSUAL
A.
Masalah Karir dan Tempat Kerja
Banyak individu transeksual
yang mengalami permasalahan atau rasa takut akan prospek masa transisi di
tempat kerja. Contohnya masalah pembuatan keputusan apakah akan melakukan
transisi di tempat kerja yang sekarang, kehilangan pekerjaan mereka karena
transisi mereka, kehilangan pengalaman kerja yang dimiliki dengan nama lain,
mengalami diskriminasi ataupun respon negatif dari rekan kerja, bahkan
keputusan menggunakan kamar mandi yang mana.
B.
Melalui Masa Transisi di Tempat
Kerja
Individu yang melakukan
transisi di tempat kerjanya memperoleh manfaat diantaranya :
1.
Jika tetap pada pekerjaan yang
sekarang, mungkin mempunya potensi untuk kestabilan finansial yang lebih besar.
Mungkin dapat mempertahankan gaji dan memperoleh manfaat yang lebih besar
karena masa kerja.
2.
Lebih sedikit mengalami stres jika
tetap dengan pekerjaan yang sekarang karena berada diantara kolega yang sudah
dikenal dan tugas kerja relatif sama.
Sedangkan rintangannya
adalah terkadang rekan kerja melupakan penampilan gender semula individu
tersebut sehingga secara tidak sengaja menggunakan kata ganti yang tidak tepat.
Rintangan lainnya adalah transeksual memiliki kesadaran diri tentang
indentitas.
- Transisi di Tempat Kerja Baru
Salah satu manfaat transisi
di tempat kerja baru adalah bahwa transeksual tidak harus membuka diri pada
rekan kerja. Tetapi jika tetap merahasiakan orientasi seksual di tempat kerja
akan terjadi tingginya koflik peran dan kurangnya kepuasan kerja. Dilema yang
muncul adalah membuka diri dapat membawa kepuasan diri yang lebih besar, tetapi
kemungkinan kerugian dalam hal gaji yang rendah konselor diharapkan dapat
mendukung klien saat mereka merundingkan penyingkapan orientasi seksual dan
identitas gender, serta mengenali orang yang aman maupun yang mendukung mereka di tempat kerja. Selain
itu konselor mengadakan diskusi yang mengeksplorasi masalah analisis biaya dan
manfaat dari bersifat terbuka di tempat kerja.
- Aspek-aspek Problematik Mencari Kerja
Saat memutuskan untuk
memperthankan pekerjaan individu transeksual harus mempertimbangkan 3 masalah
utama yang berhubungan dengan pencarian pekerjaan baru .
1.
Bagi individu yang sedang transisi
atau sudah transisi, pengalaman kerja dengan nama baru sangat sedikit, dan
bersaing dalam pasar kerja sebagai seorang dewasa yang tanpa pengalaman kerja
adalah hal sulit.
2.
Faktor kedua yang harus
dipertimbangkan dalam mencari pekerjaan baru adalah proses wawancara. Hal ini sulit
khususnya bagi individu yang sedang transisi karena mereka dalam proses
pengembangan kepercayaan diri dan harga diri, memberi gambaran yang tegas dan
tenang pada majikan adalah hal yang penuh tantangan.
3.
Faktor ketiga adalah etika. Pada
lamaran pekerjaan, majikan menanyakan apakah pelamar memiliki pengalaman dengan
nama yang lain. Ini menimbulkan dilema etika karena jika menjawab dengan jujur
berisiko tidak memperoleh pekerjaan tersebut karena adanya diskriminasi. Namun
jika tidak menceritakannya itu adalah kebohongan.
- Prasangka dan Diskriminasi :
Berhadapan dengan Tim Manajemen dan Rekan Kerja
Penelitian terhadap individu
transeksual tentang pengalaman dan psikoterapi menyatakan bahwa masalah dan
konflik kerja merupakan alasan utama untuk mencari terapi. Bukti dari komunitas
lesbian gay menyatakan bahwa banyak yang mengalami bentuk diskriminasi dan tak
ada alasan untuk percaya bahwa individu transeksual dapat terlepas dari
prasangka dan/atau diskriminasi yang terjadi di tempat kerja.
- Masalah Kamar Mandi
Masalah kamar mandi
merupakan salah satu dari sejumlah keputusan yang sulit bagi transeksual. Meskipun ada peraturan dan garis pedoman
untuk membantu manajer dan perusahaan mengenai masalah ini, beban emosi dan
pentingnya masalah ini tidak disadari.
Individu transeksual yang
mencari bantuan dari ahli psikoterapi diijinkan secara legal untuk menggunakan
fasilitas kamar mandi sesuai dengan peran gendernya yang sekarang, terlepas
dari adanya operasi jenis kelamin. Namun prakteknya tidak demikian. Beberapa perusahaan
mengahruskan individu transeksual yang belum operasi untuk menggunakan kamar
mandi sesuai dengan jenis kelaminnya saat itu sampai dia melakukan operasi.
Disarankan individu transeksual untuk bekerjasama dengan majikan mereka untuk
membantu meringankan ketidaknyamanan yang dialami oleh transeksual denga rekan
kerjanya.
- Kritikan
Literatur psikologi tentang
masalah transeksual tidak memadai. Penelitian menunjukkan bahwa masalah karir
merupakan masalah umum dalam psikoterapi tetapi tidak ada studi empiris yang
diterbitkan untuk mengevaluasi masalah tempat kerja bagi individu transeksual
atau memberi intervensi karir untuk memenuhi kebutuhan khusus mereka.
- Rekomendasi bagi Konselor
Langkah menangani idividu
transeksual adalah :
1.
Membangun landasan pengetahuan
tentang masalah yang dihadapi.
2.
Membantu individu transeksual
mengenali seseorang di tempat kerja yang siap untuk membantu melakukan
transisi.
Untuk lebih fokus pada
masalah karir, ada 4 komponen kompetensi utama yang harus dimiliki konselor
agar dapat memenuhi kebutuhan klien transeksual, yaitu :
1.
Harus tahu tentang organisasi dan
urusan yang mencakup masalah identitas gender dalam kebijakan non-diskriminasi.
2.
Konselorh harus tahu tentang
aspek-aspek pengalaman transisi dan bagaimana kliennya dapat menjalani
pengalaman ini di tempat kerja.
3.
Konselor hendaknya mengevaluasi,
mengeksplorasi, mengidentifikasi stereotip
maupun penyimpangan profesi dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk
menerapakan penilaian karir dengan cara yang peka terhadap idividu transeksual.
4.
Konselor menggunakan
pengetahuannya dan menerapkan model mengenai identitas seksual untuk tempat
kerja.
- Kesimpulan
Penelitian dan bukti yang
ditampilkan dalam makalah ini dapat dijadikan landasan untuk memahami mengapa
masalah karir dan pertimbangan tempat kerja merupakan hal yang sangat penting
bagi individu transeksual. Peningkatan kesadarn terhadap masalah akan membawa
pada konseling karir yang kuat, perkembangan dan penggunaan penilaian yang
lebih baik, serta bertambahnya penelitian yang dilakukan pada saat terus
bekerja menangani klien transeksual.
- Implikasi dalam Bimbingan dan
Konseling
Konselor hendaknya
mengevaluasi, mengeksplorasi, mengidentifikasi stereotip maupun penyimpangan profesi dan menggunakan
pengetahuan tersebut untuk menerapakan penilaian karir dengan cara yang peka
terhadap idividu transeksual. Perlu kebajikan dan kebenaran dalam setiap
keputusan yang diberikan. Nilai kebajikan dan kebenaran yang hakiki adalah
bersumber dari agama. Pemberian layanan BK harus bersumber pada nilai agama
yang mendasar, universal, dan mutlak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar